Keledai itu

Dear fwens,

Kepenatan yang masih tersisa... Kenapa mata ni asyik terasa berat. Tak kira masa. Nak cari tips2 menghilangkan rasa mengantuk nih.. huhu..nak kata tak cukup tido.. macam terlebih.. Entah la.. Sementara menunggu sahabat panggil untuk makan malam... nak kongsikan cerita ni buat sahabat.. dan juga diri sendiri...


Sabar Meraih Kemenangan


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam parit.
Haiwan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Kemudian petani itu berpikir bahawa haiwan itu sudah tua dan parit juga perlu ditimbun karana dianggapnya berbahaya, jadi tidak berguna untuk menolong keledai. Petani itu mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa penyodok dan mulai membaling tanah ke dalam parit.

Ketika keledai menyedari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karana keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam parit, petani melihat ke dalam parit dan tercengang karana apa yang dilihatnya. Walaupun badannya terus ditimpa oleh tanah dan kotoran, keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia menggoncang- goncangkan badannya agar tanah yang menimpa badannya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas badan haiwan itu, si keledai terus juga mengoncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai melompat ke tepi parit dan
keluar dari parit itu.

Apa implikasi dari cite tadi ek..

Begitulah kehidupan... senantiasa menuangkan masalah, kepayahan dan kesedihan agar kita mampu menjadi lebih kuat, tabah dan matang. Menggoncangkan segala macam masalah, kesedihan untuk melatih kesabaran kita dan menjaga fikiran kita agar tetap jernih dan tetap tak berputus asa dengan menggunakan segala kepayahan tu (tanah) sebagai pijakan melangkah naik keluar dari parit ‘penderitaan’ dan melahirkan sikap kebijaksanaan dalam hidup kita.

Orang yang bijak sering sengaja mengalah demi memperoleh kemenangan yang sesungguhnya, bukan kemenangan yang sementara, namun sebuah kemenangan yang hakiki. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Sesungguhnya AKU memberi balasan kepada mereka di hari ini karena kesabaran mereka. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.' (QS al-Mu'minun: 111).

Wassalam,
agussyafii

Diolah daripada petikan artikal surau kampung. Semoga bermanfaat..

0 Response to "Keledai itu"